Tuesday 25 November 2025 - 14:05
Pidato Sayyidah Fathimah (as) | Jangan Sampai Besok Kalian Berkata: 'Kami Tidak Mengenal dan Tidak Tahu'

Hauzah/ Sayyidah Fathimah Az-Zahra salāmullāh'alaihā di awal khotbahnya, berbicara dengan nada yang menyadarkan: "Saya adalah Fatimah, putri Muhammad (saw)." Kemudian, dengan mengingatkan kembali kedudukan di sisi ilahi beliau dan sabda-sabda mulia Nabi Saw tentangnya, beliau memperingatkan masyarakat bahwa ucapannya bukan didasari emosi dan amarah, melainkan berdasarkan akal sehat, kebenaran, dan risalah Ilahi.

Berita Hawzah– Bertepatan dengan "Ayyamul Fathimiyyah" (Hari-hari Kesyahidan Sayyidah Fathimah), kami persembahkan kepada Anda, para cendekiawan, kutipan pilihan dari pernyataan mendiang Ayatullah Mishbah Yazdi mengenai Khotbah Fadak Sayyidah Fathimah Az-Zahra salamullah 'alaiha.

Sebelum menyampaikan apa pun, Sayyidah Fathimah Zahra salāmullāhi 'alaihā di awal pidato ini, memperkenalkan diri beliau sendiri dengan nada yang menyadarkan dan memberi peringatan. Beliau berpidato di hadapan umat, sebagai berikut:

{اَیُّهَا النَّاسُ! اِعْلَمُوا اَنّی فاطِمَهُ وَ اَبی‌ مُحَمَّدٌ، اَقُولُ عَوْداً وَ بَدْءاً، وَ لا اَقُولُ ما اَقُولُ غَلَطاً، وَ لا اَفْعَلُ ما اَفْعَلُ شَطَطاً}

"Wahai sekalian manusia! Ketahuilah, aku adalah Fathimah, dan ayahku adalah Muhammad Saw. Aku berkata (baik) yang telah berlalu maupun yang akan datang, Dan apa yang aku katakan ini bukanlah suatu kekeliruan, dan apa yang aku lakukan ini bukanlah keburukan atau penyimpangan."

Kemudian, Sayyidah Fathimah Az-Zahra salāmullāh'alaihā mengingatkan bahwa Rasulullah SAW sepanjang hidupnya yang penuh berkah telah memperkenalkan kepribadian dan kedudukan Fatimah kepada umat dengan berbagai cara, bahkan beliau bersabda:

"Fatimah adalah belahan jiwaku; barangsiapa menyakitinya, berarti telah menyakitiku; dan apabila ia murka kepada seseorang, maka Allah pun murka kepadanya; dan apabila ia ridha kepada seseorang, maka Allah pun ridha kepadanya."

Sesungguhnya, dengan mengingatkan sabda-sabda Nabi Saw ini, Sayyidah Fathimah Az-Zahra salāmullāh'alaihā sedang memperingatkan umat agar mereka sadar sosok yang sedang berbicara di hadapan mereka. Beliau bersabda: "Hari ini, orang yang berbicara kepada kalian adalah seseorang yang memiliki kedudukan yang mulia dan tinggi di sisi Allah dan Rasul-Nya. Berhati-hatilah dan berwaspadalah!; jangan sampai besok kalian berkata, 'Kami tidak mengenalinya,' atau 'Kami tidak tahu siapa yang berbicara.' Jangan katakan, 'Seseorang sedang berpidato, dan kami mendengarkan, lalu kami mengabaikannya begitu saja tanpa menyimaknya.' Sadarilah, pribadi macam apa yang sedang kalian hadapi, dan siapakah yang lagi berbicara untuk kalian."

Kemudian, Sayyidah Fathimah menambahkan: "Aku bukanlah seseorang yang akan mengucapkan sesuatu tak berguna (sia- sia) atau melakukan perbuatan keliru. Tidak ada kesalahan atau kekeliruan dalam ucapanku, dan tidak ada perbuatan yang aku lakukan tanpa adanya hikmah dan tujuan. Segala yang aku ucapkan merupakan ucapan yang berdasarkan pada kebenaran, dan setiap tindakan yang kulakukan selaras dengan akal, hikmah, dan perintah Ilahi. Aku tidak melakukan perbuatan tanpa pertimbangan, tergesa-gesa, atau sembrono. Tindakanku adalah tindakan yang penuh dengan perhitungan, bernilai, dan bersumber dari hikmah Ilahi."

Pada hakikatnya, dengan mukadimah ini, Sayyidah Fathimah Az-Zahra telah memperkenalkan diri beliau sendiri sebagai penyampai pesan (Wahyu) Ilahi, memliki pengetahuan yang luas ,selalu berkata jujur, dan setiap tindakan serta perbuatan memliki tujuan, agar para pendengar memahami bahwa ucapannya bukan di dasari oleh emosi atau kepentingan pribadi, melainkan murni lahir dari maqam kenabian, rasionalitas, dan hikmah Ilahi.

Tags

Your Comment

You are replying to: .
captcha